Tuesday, November 04, 2008


BELAJAR DARI MAS OBAMA

Pemilu di Amerika Serikat tinggal dalam hitungan jam lagi, yang menjadi pertanyaan, akankah Obama akan menjadi presiden afro-amerika pertama ataukah John Mc cain menjadi presiden yang tertua yang diangkat sumpahnya,

Pilpres AS kali ini menyedot perhatian khalayak baik di amerika serikat dan negara-negara lainnya, termasuk di Indonesia, hal ini tidak terlepas dari salah satu kandidatnya pernah mempunyai masa kecil di jakarta dan mempunyai ayah tiri Indonesia, dialah Barack Hussein Obama,

cukup menarik apabila kita mengikuti karir dan perjalanan obama menuju ke gedung putih, dari pemilu pendahuluan, konvesi partai, hingga kampanye-kampanye maupun debat menjelang pemilu, obama mampu menyihir masyarakat AS dan dunia, melaui taglinenya CHANGE (we can believe in), hal tersebut pula di tunjukan melalui keberhasilan Obama memimpin dalam berbagai jejak pendapat di Amerika serikat selain itu dalam berbagai kunjungan dalam kampaye di amerika serikat maupun di luarnegeri, obama mendapat sambutan yang cukup meriah, bahkan ketika Obama berorasi di Berlin dihadiri ratusan ribu orang,

Keberhasilan Obama bukan sebuah hal yang bersifat kebetulan maupun keberuntungan,selain ditentukan oleh sebagian masyarakat dunia yang sudah terlalu muak dengan kebijakan George Bush jr, juga di dukung pula oleh kemampuan, integritas dan kapabilitas yang layak dan dimilikinya, disamping seorang aktivis, lulusan Harvard Law School, mempunyai kemampuan dalam orasi dan pidato yang cukup memukau, ditambah pemanfaatan berbagai media kampanye dipergunakan secara efektif untuk menggalang dukungan, salah satu yang dimanfaatkan dengan cukup baik adalah www.barackobama.com, ditambah dengan situs-situs jaringan sosial seperti facebook,myspace,youtube dsb juga ikut dirambah obama, sehingga para pendukung merasa lebih dekat dengan kandidatnya, salah satu halnya ialah keberhasilan Obama dalam memecahkan rekor selama Pilpres dalam menggaet donatur,sehingga untuk menyikapi situasi demikian McCain-Pallin, terkadang harus melakukan black campaign,

namun kepopuleran Obama tidak memastikan obama bisa melaju melenggang menuju gedung putih, pemilu 4 november 2008, cukup menentukan, akankah kekhawitiran akan syak wasangka ras, black campaign dan faktor x lainnya menggarahkan pemilih untuk tidak menoblos obama, disamping itu sistem pemilu di Amerika Serikat tidak menganut sistem popular vote,melainkan untuk menjadikan menjadi presiden diperlukan dukungan diatas 50 % Electoral College, sehingga andaikan obama menggumpulkan suara terbanyak dari pemilih, belum menentukan menjadi presiden apabila ketika pertemuan Electoral college para delegasi memilih ke rival Obama,

so, marilah tunggu hasilnya,apabila berhasil Obama akan memikul beban cukup berat untuk mengatasi krisis ekonomi dan resesi global, apabila gagal mungkin banyak orang yang akan kecewa dan semakin skeptis dengan kehidupan mendatang

tetapi whatever lah hasilnya, yang jelas keberhasilan Obama membentuk citra sebagai kandidat presiden AS terkuat, yang ditunjukan melalui polling dan raihan dana kampanye, dapat menjadi pelajaran berharga bagi bangsa kita yang sebentar lagi akan menuju gerbang pemilu 2009




No comments: