Friday, May 02, 2008


HARDIKNAS
kemajuan suatu bangsa ditentukan bagaimana pendidikan kaum mudanya (erasmus)


Kutipan dari filosof Belanda di atas cukup menarik,apabila di kaitkan dengan kondisi kekinian pendidikan di Indonesia, apalagi beberapa minggu terakhir ini media massa baik elekronik maupun cetak cukup getol mengangkat problematika dan fakta-fakta di lapangan mengenai penyelenggaran UAN (ujian akhir nasional) dari masalah kecurangan hingga kebocoran soal yang melibatkan guru, kepala sekolah hingga kepala dinas pendidikan guna menyukseskan UAN di sekolah atau wilayah tertentu,

menjadi pertanyaan berikutnya sesungguhnya ada apa dengan pendidikan di Indonesia apabila kita mengacu kepada kondisi saat ini, kita boleh bangga diantara putra-putri terbaik bangsa mampu mengharumkan nama Indonesia di blantika internasional melalui prestasi di olimpaide fisika atau sains teknologi, diantaranyal: F. Saa, Nelson Tansu,dsb

namun di sisi lain kita juga cukup miris selain problematika kenakalan remaja seperti tawuran, narkoba dan juga tindakan a susila yang mempunyai kecenderungan semakin meningkat, hal ini tercermin dari banyaknya foto/film bugil di internet yang melibatkan oknum pelajar

padahal UUD 1945 telah menganamatkan untuk alokasi pendidikan dalam APBN minimal 20 %, namun dalam kenyataan hal tersebut masih belum terealisasi, masih banyak di pelosok nusantara yang belum mengenyam pendidikan secara baik dan nyaman, masih banyak pula gedung-gedung sekolah yang hampir roboh, dsb,

dan akhir, pendidikan nasional bukan sekedar mengejar angka statistik atau keuntungan segelintir orang atau kelompok saja, melainkan semoga pendidikan nasional mampu membentuk dan mencetak para kader bangsa yang berkualitas dan berdedikasi tinggi serta mempunyai kompetensi, intelegensi serta berakhlaktul karimah, sehingga bangsa kita akan sejajar dengan bangsa lain....., amiin


No comments: